Kamu tidak pernah tau rasanya berpikir bagaimana kita sekarang atau kedepannya, beberapa kata mengucilkan perasaan sesering mungkin menyayat hati dan rasa sakit yang teramat perih jika teringat.
Seperti luka yang selalu setengah kering bahkan beberapa kali mencoba untuk mengobati sesering mungkin luka itu tergores lagi dan lagi.
Banyak yang ingin aku ketahui tentang kamu beberapa masa lalu mu, berbicara dengan hati yang selalu terluka ini perih sekali.
Terlalu banyak menebak hingga akhirnya mencari kesimpulan sendiri lalu terluka lagi, beberapa kali rasa itu terulang, sesering mungkin merasa bodoh tapi selalu dilakukan.
Kamu bilang jangan terluka lagi tapi sesering mungkin mencoba mengobati tak akan pernah sembuh jika selalu tergores, kamu bilang tak usah perduli tapi kenyataannya hanya akan membuat luka yang semakin dalam.
Beberapa pertanyaan selalu menebak sebuah jawaban, hingga tak bisa berpikir seberapa beraninya menanyakan pertanyaan bahkan berbicara denganmu saja terlalu sakit.
Sesering mungkin rasa ingin tahu ini terpendam, tidak ingin lagi memperdulikanmu tapi kenyataannya selalu bertanya tentangmu.
Siapa kamu...
Bagaimana masa lalumu...
Tidak perduli seberapa sering suara kerasmu bergema bahkan seperti sebuah nada ditelingaku.
Tidak perduli beberapa kata tajam meneriakiku itu selalu seperti pujian untukku.
Kamu bilang tidak ingin mencari masa lalu tapi kenyataanya kamu selalu terjebak dibayangnya, sesering mungkin aku mencoba membantumu, menarikmu keluar dari bayangan hingga kamu menyadari selalu punya bayangan dalam dirimu.
Sesekali tertegun, berbicara soal cinta? Tak akan pernah habis dibicarakan, namun selalu kamu tepis pernyataannya.
Seberapa sering kita berbicara? Mengenai apa yang kita suka, apa yang tidak kita suka, bermain tertawa dan membuat lelucon hingga saat pertanyaan yang serius kamu jawab selalu dengan lelucon. Bahkan sesekali murka dengan pertanyaanku tapi entah mengapa selalu terjawabkan olehmu.
Kamu bilang tidak pernah bisa tertawa dengan mereka tapi kenyataanya kamu selalu tertawa bersamaku bahkan beberapa kali senyum smanis selalu terukir dibibirmu, indah sekali tuhan..
Tidak sadarkah kamu? Satu atau bahkan beberapa wanita menyukai itu, namun selalu kau biarkan tersembunyi.
Kamu bilang tak perlu mencampuri beberapa hal namun selalu ingin tahu tentangmu hingga beberapa kali kamu murka, berkata seperih sebuah ujung pisau yang tajam.
Bisakah kamu rasakan? Seberapa perih terkena pisau yang kamu arahkan, bahkan pisau itu selalu kau gunakan untuk melindungimu.
Sebuah perisai
Itu yang kumaksud, kamu terlalu melindungi yang menurutmu terlalu berharga, namun kenyataannya sesuatu yang kamu lindungi memang harus diceritakan tentang siapa, apa, bagaimana mengapa, dan kenapa.
Biarkan saja seperti sebuah jendela tua yang sesekali akan terhempas oleh angin, dan akan ada waktunya untuk terhempas lagi dan menutup jendela itu lagi.
Dan aku berharap menjadi angin yang menghempaskan jendela itu.
0 komentar:
Posting Komentar