Selalu ku terima kekurangan dan kelebihanmu, mencoba untuk saling melengkapi namun kenyataannya kita memang tak bisa.
Ingin kubicara hasrat mengungkapkan masih pantaskah aku bersamamu?
Kita lalui cinta kasih yang membuat kita tegar, selalu mencoba tertawa dalam kesedihan dan bertahan dengan air mata.
Namun kamu memilih untuk bungkam.
Tak bisa kita pertahankan perasaan yang hanya menyakiti hati ini, masih mencintaimu namun cinta kita terhalang.
Tak tega bibir ini berbicara, mengucapkan kata perpisahan bahkan denganmu.
Maaf
Tak bisa air mata ini menangisimu, perasaan ini bagai perahu ditengah ombak besar.
Terguncang...
Itu yang kurasakan sekarang, tidak bisa hati ini hanya berdoa kalau berjuang saja tak ingin.
Sia-sia saja kita berjuang dengan perasaan yang bahkan setengah dari hati ini kelelahan menerima guncangan dari orangtuamu.
Aku tidak pernah menyalakan orangtuamu itu, tapi entah kenapa selalu aku yang salah dalam pandangannya.
Maaf
Bukannya aku tak ingin memperjuangkanmu namun orangtuamu lah yang menginginkan perpisahan ini, aku bahkan masih ingin mempertahankan kita tapi apa daya aku tak kuat menerima guncangan dari orangtuamu.
Beribu alasan sudah ku lontarkan demi mempertahankan kita, namun memang kehendak tuhan seperti ini.
Kita berpisah, perpisahan yang bahkan tak pernah aku bayangkan.
Perpisahan yang bahkan sangat mengenaskan.
Bagaimana tidak?
Perasaan ini kita yang rasakan getaran cinta ini kita yang menikmati namun kenapa perpisahan ini harus berakhir karna orangtuamu?
Kecewa sakit air mata semua menjadi satu karna mempertahankamu, maaf aku tak bisa menerima guncangan itu.
Sudah kulakukan kemarin, memperjuangkan hubungan kita bertahan dari guncangan ombak besar itu lagi, tapi aku tak bisa jika hanya aku yang bertahan.
Setidaknya aku ingin kamu juga bertahan melawan guncangan ombak besar itu.
Namun aku salah, memang keputusanku untuk berpisah denganmu namun kupikir jika cintamu tulus kamu akan mempertahankan yang dulu selalu kita jaga tapi kenyataannya kamu memilih bungkam dan menerima keputusan sepihak itu.
Kamu pergi dan tak pernah datang kembali, kamu bahkan sudah pergi dengan wanita yang bahkan masih belum aku mengerti.
Kenapa secepat itu kamu melupakan? Sia-sia hubungan yang berbulan-bulan kita jaga ini.
Aku tak pernah menyalahkanmu karna meninggalkan keputusan yang aku buat, tapi setidaknya jika kamu benar-benar tulus mencintaiku harusnya kamu tetap mempertahankan bukan hanya bungkam dan menerima keputusanku lalu pergi dengan kesibukan yang ada dan dunia baru yang lebih mengasikan saat masih bersamaku.
0 komentar:
Posting Komentar