Mungkin aku wanita yang terlalu percaya diri, selalu merasa bahwa kamu mencintaiku namun kenyataannya melihat saja sudah tak sudi, yang selalu aku pertanyakan tentang yang kemarin.
Apa benar itu kamu? Sangat berbeda dengan yang sekarang, bahkan untuk menatap saja sudah tak ingin. Apa aku mempermalukanmu? Karna terlalu sering berada didekatmu serta mengganggumu dengan hal-hal yang kamu benci. Apa aku harus menjauhimu? Kenapa setiap hal yang kita lakukan, setiap kegiatan yang menyangkut kita selalu manis untuk dikenang, aku tak pernah meminta untuk mengulang tapi tuhan kenapa hati ini terus meronta meminta belas kasih untuk terulang lagi.
Maaf terlalu berharap padamu, beberapa kali mencoba menjauh tapi beberapa kali pula kembali.
Aku mencintaimu itu yang terjadi, satu hal yang amat rumit dan tak berdaya saat menerimanya.
Apa dulu kamu menaruh harap padaku pula? Aku merasa dulu kita jauh lebih dekat dari sekarang, entah dari caramu menyapaku atau saat kita bermain bersama. Maaf jika aku mengecewakanmu dengan sikap yang seperti ini, aku hanya tidak ingin orang-orang tahu bahwa aku menaruh cinta padamu. Kenapa dulu begitu manis dalam menyapa? Dan sekarang terlalu menjaga diri?
Maaf teman, aku menjagamu terlalu lama hingga saatnya kini untuk membiarkanmu terlalu sakit dan tidak bisa menerima. Maaf menggenggammu terlalu erat hingga saatnya kini untuk dilepaskan terlalu rumit.
Jadilah selalu teman hidupku. Jika memang kita tak bisa bersama seperti sepasang kekasih namun biarkan selalu kita menjadi sepasang sepatu, agar aku tetap disisimu menjagamu dari semua hal yang menakutkan itu.
Teman biarkan aku mengganggumu selalu, agar kita tidak merasa kesepian. Ingatlah selalu teman, kamu selalu punya aku untuk kamu bagi dalam cerita suka maupun dukamu, mungkin kamu tidak pernah menganggapku dihadapan mereka namun ketahuilah aku selalu menganggapmu. Mereka bahkan tak pernah tahu apa yang kita kerjakan apa yang kita lakukan selama ini, dimulai dari lelucon hingga rahasia yang menyangkut kita.
Maaf sahabat, jadilah selalu teman hidupku seperti janji suatu malam yang kuminta itu.
0 komentar:
Posting Komentar