Surat untuk Ayah..

Dia tak lagi terlihat muda namun semangat jiwanya masih membara, tak bisa dipungkiri terdapat beberapa keriput disekitar mata.
Rahangnya masih terlihat tegas, bibirnya menghitam karna menghisap rokok selama bertahun-tahun, lesung pipi saat tersenyum itu yang membuatku bahagia melihatnya.

Dia memang tidak memiliki pekerjaan yang bagus, namun semangat juangnya membuatku lirih mengingatnya.
Setiap keringat mengalir hanya demi beberapa rupiah.
Tak banyak namun cukup.

Dia pria yang humoris, beberapa kali kami bercanda bahkan hanya aku yang menggunakan kata Lo-Gue.
Maaf ayah bukannya aku tidak sopan, namun kau layaknya Seorang Sahabat tempatku bercerita tentang kejadian yang kujalani, Kau seorang Ibu tempatku berkeluh kesah tentang apa yang paling kubenci, kusesali dan kusenangi
Dan kau memang seorang Ayah..

Aku memang memiliki seorang ibu dulu saat masih balita mungkin saat itu saat-saat yang harusnya diberi kasih sayang oleh kedua orangtua.
Namun aku, tidak memiliki seorang ibu.
Dia meninggal, dan kau yang menggendongku mengajariku dan mendidikku dengan baik meski kadang aku tidak mendengarkan omonganmu.

Kau pria yang kuat ayah..
Penuh syukur dengan rasa bangga aku memiliki ayah sepertimu, 14,5 tahun kau jaga aku memberi semua kasih sayang yang harusnya diberikan oleh seorang ibu.
Kau jalani hidupmu sendiri membesarkan merawat mendidikku.
Memberi tawa saat aku penat, memarahiku saat aku salah.

Aku bukan anak yang tidak tau diri seperti yang kalian pikirkan, saat kalian yang masih memiliki kedua orangtua yang utuh pasti akan lebih menyayangi ibu.
Namun aku lebih menyayangi ayah, aku bahkan tak pernah ingat seperti apa wajah ibuku namun orang-orang bilang.
Saat menatapku mereka seperti melihat Ibu, dan aku hanya takut ayah terluka karna menatapku, mengingatkannya pada seorang wanita yang dia cintai.

Aku memang tak pandai saat berbicara dihadapanmu bahkan terlalu gengsi untuk menyebut kata "Aku sayang kamu" tapi setiap diatas sajadah tempatku berdoa selalu menyebut namamu menghujanimu dengan doa-doa yang membahagiakan.

Mungkin aku terlihat terlalu cuek dan tidak pernah serius dihadapanmu, namun aku menangis menulis kata demi kata dalam sebuah kalimat.
Dan aku lebih menangis saat memikirkan kata Ayah.

Selamat ulang tahun ayah..
Kau tak lagi muda, usiamu juga mungkin sudah cukup atau bahkan tua.
Namun ku doakan selalu umur panjang rezeki yang cukup dan jiwa muda yang selalu ada didalam dirimu sekarang.

Saat aku sukses nanti, akan kuberikan apapun itu tanpa kau minta.
Doakan aku anakmu agar sukses kelak dan mampu memenuhi itu.

Amin yarabb..

0 komentar:

Posting Komentar