Dream..


Gadis itu menatapnya lagi, sekumpulan bintang yang terlihat bersinar dari balkon rumahnya.
Dia tertawa kecil sambil mengingat suatu kejadian, entah itu mimpi atau nyata adanya. Terasa nyata namun terlihat seperti sebuah mimpi, bahkan gadis itu terlihat bingung saat memikirkannya.

Ini nyata atau hanya sekedar bunga tidur yang panjang?


Gadis itu memainkan ponselnya melihat-lihat galery dan benar saja itu nyata, satu moment yang tak akan pernah terlupakan saat gadis itu sengaja memotret wajah laki-laki itu. Tidak terlihat buruk memang tapi entah kenapa setiap gadis itu melihatnya matanya menyipit dan bibirnya tersenyum kecil.

Gadis itu memang senang bermimpi namun entah kenapa ini nyata tapi seperti mimpi.
Satu kenyataan yang menyakitkan tapi seperti mimpi yang membahagiakan.

Jika benar ini hanya sebuah mimpi kenapa terasa begitu nyata.
Jika itu mimpi saat mata ini terlelap tolong biarkan gadis itu tertidur dengan indahnya agar dia tau bagaimana akhir yang bahagia, jika itu nyata adanya kenapa terasa menyakitkan sekali.

Bila saja kebahagian ini hadir hanya dalam sebuah mimpi, biarkan saja gadis itu terlelap bahagia dan tersenyum manis diatas ranjang tidurnya dari pada harus tersiksa kenyataan yang menyedihkan.

Mimpi yang membahagiakan dengan mata tertutup tapi selalu terbangun dengan sendirinya dan tak pernah tau akhir seperti apa yang akan datang nanti, namun mimpi yang menyakitkan dengan mata terbuka ini kusebut dengan "Kenyataan".

Bersamamu hadir mimpi yang menyenangkan namun juga hadir sebuah luka saat menyadari ini nyata atau ilusi.

Kebahagiaan yang sederhana


Gadis kecil itu rindu dekapan hangat sang ibu, mengingat ingat kejadian 4 tahun silam saat jemari tangannya masih digenggam.

Gadis kecil itu kini menangis meminta ciuman kasih sayang yang dulu selalu diberikan oleh sang ibu.

Gadis kecil itu rindu tawa sang ibu yang begitu menyenangkan saat dilihat, rindu pula dengan air mata yang dulu selalu merintih depan gadis kecil ini.

Gadis kecil ini rindu saat mereka tertawa berbincang kejadian lucu hingga perbincangan serius yang membuat mimik wajah mereka berubah drastis.

Dan kini tuhan biarkan kebahagian yang sempurna itu sirna dalam kejadian yang mungkin bisa dibilang masuk diakal namun juga memalukan saat diketahui banyak orang, gadis itu menatap sebuah foto yang bahkan terlalu jelas, namun gadis itu seperti lupa sosok wajah sang ibu yang dulu menemani hari-harinya.



Satu kebahagian yang tuhan balas dengan perpisahan, bahkan tak ada kata atau sebuah salam yang mengakhirinya.
Jika saja gadis itu tau satu kata yang keluar dari mulut dari sang ibu kini berdampak sangat menyakitkan untuknya sekarang.

“Kamu masih tetap anak ibu meski kini semua sudah berakhir” jawabnya lirih menahan air mata yang kini terjun bebas mengarungi lembutnya pipi sang ibu.
Gadis kecil itu masih tetap diam tak tau apa yang harus ia lakukan, jika menangis malah akan membuat sang ibu bertambah susah untuk melepaskannya.
Benar saja sang ibu kini melepaskan gadis kecilnya kini tanpa kabar tanpa satu kebahagian yang dulu biasa mereka lewati bersama.

Kini janjinya saat mengatakan bahwa gadis kecil itu masih tetap anaknya kini hilang sudah, sang ibu pergi menghilang layaknya angin yang pergi menuju lautan dan berkumpul menjadi satu pusaran ombak.




Meski gadis kecil itu bukan anak kandung sang ibu tapi rasa sayang yang dia berikan melebihi kasih sayang seorang ibu kandungnya, bahkan gadis itu tak pernah tau sosok seperti apa ibu kandungnya, kasih sayang yang bagaimana yang dulu ibunya berikan.

Kini yang ia ingat hanya kasih sayang seorang ibu yang bahkan sudah dia anggap seperti ibu kandungnya.
Ibu kandungnya pergi meninggalkan dunia yang dulu menemaninya menjaga buah hati yang berada didalam perutnya, pergi sesudah gadis kecil ini menyapa dunia dengan tangisan kecilnya itu,
Sementara ibu yang dianggap seperti ibu kandungya kini entah kemana meninggalkannya dengan  sejuta pertanyaan yang selalu menggantung dipikiran sang gadis kecil.

Dan gadis kecil ini merindukanmu sosok wanita cantik bagai peri seperti satu dongeng yang selalu ibu ceritakan sebelum gadis itu terlelap.

Rindu yang penuh penyesalan


Seperti ada yang menggelitik didalam hati, ingin rasanya menyelesaikan rasa rindu yang mengelitik ini.

Gadis itu tengah duduk ditaman kota terlintas kejadian yang dulu pernah terjadi diantara gadis itu bersama seorang pemuda, sepertinya setiap sudut kota tak luput dari kenangan indah mereka.

Seperti terdengar suara sang pemuda yang memantul diotaknya, mengingat-ingat perbincangan hangat yang menggambarkan sebuah senyum manis.
Teringat kembali kejadian indah ditaman kota ini yang membuat detak jantung sang gadis berdetak begitu kencang hingga mengutuk detak jantungnya sendiri agar tidak berdetak terlalu kencang dihadapan sang pemuda karna ia takut suaranya akan terdengar oleh sang pemuda.



Terlihat air mata meluncur terjun dengan bebasnya dari kelopak mata sang gadis, dan benar gadis itu menangis tersedu-sedu mengeluarkan semua beban yang ada, melepaskan penat dalam menahan rindu yang tak kunjung sembuh ini, menyesali setiap kesempatan yang dulu pernah hadir dalam setiap kenangan bersama pemuda itu.

Menyesali semua yang telah terjadi, menangisi hal yang bahkan tak akan pernah kembali seperti semula.
Gadis itu mengutuk dirinya dan berkata “Harusnya ga kaya gini”  teriaknya dalam hati yang kini malah terdengar alunan-alunan sendu penuh penyesalan.

Harusnya dia berani dalam mengucap satu kata yang mungkin bisa mengubah hidup sang gadis, entah menjadikannya lebih baik atau lebih buruk lagi.

Gadis itu membuka ponselnya mencoba untuk mengirim sebuah pesan untuk nomor yang kini tak asing lagi baginya.
“Aku cinta kamu” dalam hitungan detik saja satu tombol  itu bisa langsung masuk keponsel sang pemuda namun kenyataannya..

Aku cinta kamu” kini berganti menjadi “Hai apa kabar”.

Bodoh, gadis itu kini semakin menjadi-jadi mengutuk dirinya yang terlalu takut menyatakan perasaannya meski dari sebuah pesan tanpa harus bertatap wajah.

Terluka gadis itu meratapi dalam diam semua kebodohan dan ketakutannya dalam menahan semua perasaannya.

Hanya sesal yang kini menghibur segala kesedihannya bersama dengan air mata yang menemaninya kini ikut menambah penyesalan terbesarnya.

Dan dia bersenandung mencoba mengobati semua penyesalannya dengan kata indah yang menyayat hati jika terdengar.




“Kamu adalah harapan dalam setiap cobaan,”

“Kamu adalah oasis ditengah padang sahara,

“Kamu adalah keindahan layaknya aurora borelis yang terpancar diketinggian atmosfer,

“Kamu adalah bayangan dalam kegelapan,”

“Kamu adalah matahari dan bintang yang bersinar terlalu terang,”

“Kamu adalah satu hal yang ingin dimiliki oleh setiap orang,”

“Kamu adalah hadiah terbesar pemberian tuhan,”

“Dan kamu adalah semua kenangan manis nan menyedihkan yang hadir disetiap kejadian berharga dalam hidupku”