Karna cinta belum tentu merelakan.

Kau tau?
Cinta seperti apa yang benar-benar tulus mendalam?

Cinta bukan hanya soal seberapa sering kata-kata manis terlontar untuknya. Juga bukan berapa lama waktu yang kalian luangkan.

Cinta yang tulus itu seperti dia yang mendoakanmu saat hatinya bersedih melihatmu bersama orang lain.
Cinta yang rela berkorban demi sebuah senyum tersimpul manis dibibirmu.
Dan hati yang harus rela melepaskanmu.

Kau tau cinta tidak selamanya mengajarkanmu kebahagian namun dia juga mengajarkanmu cara bersedih, menangis sesegukan tiap malam hanya karna berbagai pikiran yang tidak rasional yang menganggumu.
Cinta membuatmu berpikir seberapa ironi nya hidupmu karna mencintai seseorang.
Cinta yang membuatmu bertahan meski dia dan orang disekitar menyuruhmu untuk melepaskan.

Kau tau? Rasa nya mengenang setiap kejadian yang selalu ingin dikenang?
Tidak ada lagi yang menemaniku semalaman, hanya kenangan indah kita yang menemani bersama dengan cahaya rembulan yang selalu kau banggakan.
Tak ada lagi alunan suara gitar dari jari-jarimu, hening dengan suara angin yang berhembus.
Renyah tawamu kini tak lagi bergema dihadapanku, matamu yang tajam lenyap sudah terlepas dari hadapanku.
Jemari tangan yang tetap menunggu untuk digenggam kini hanyalah tangan yang harus menahan hati yang tidak rela melepaskanmu, mata ini tak lagi menatapmu penuh harap, hanya tatapan kosong tanpa harapan yang selalu dijaga.

Bersama dengan kenangan kubiarkan cinta itu berhenti mengalir dihulu sungai meski arus tetap membawanya menuju lautan lepas.
Tidak berhenti mencintaimu hanya melepas kebahagian yang kau tunggu, tidak memuji cinta yang selalu kubanggakan hanya merelakan karna cinta yang tulus bukan hanya mempertahankan.
Namun juga harus merelakan meski hati meronta untuk tetap diperjuangkan.

Satu kenangan yang selalu ku pertahankan..

Aku menangis lagi, dibawah sinar rembulan menatap jutaan bintang yang berkilau, dibawah gemerlap lampu jalan yang disambut dengan hembusan angin yang membuat wewangian debu dan aspal yang tercampur selepas hujan.

Kamu menatapku penuh rasa heran ekspresi wajahmu sudah membentuk ekspresi masam.
"Kau tau? Dunia ini tidak sepenuhnya milikmu jadi berhentilah bersikap bodoh."
Aku hanya bisa menatapnya dengan mulut terbuka, kamu tidak seperti yang aku dan kalian pikirkan, memang terlihat seperti itu namun jika kalian menjalaninya lebih jauh, akulah orang pertama yang mengetahuinya.

Selepas dari perasaan yang membuatmu berdebar begitu kencang saat berpapasan denganku, atau rindumu yang selalu bisa membuat janji yang menjelma menjadi kenangan yang selalu ku rindukan.
Mungkin hayalanku yang membuatnya menjadi terlalu indah, atau perasaanku yang terlalu mengharapkan kenyataan yang membahagiakan.
Harusnya ku bentengi hati ini sebelum kamu mendekatinya, harusnya tak kubiarkan kamu membawanya berlari dari tempat asalnya.

Kubiarkan memory kenangan diotak ini memutar, memikirkanmu bersama dengan hal-hal indah yang selalu bisa membuatku terjebak.
Sesak rasanya, kau tau kenangan itu seperti melekat dengan oksigen yang kuhirup, sekali saja aku menghirup sambil menikmati kenangan yang lalu dada ini seperti merasakan perasaan amat perih.

Terdengar sebuah lagu diplaylist musikku, aku menatap layar handphone mendengarkannya sejenak sambil memahami lirik yang meng-ilhami.

Tersenyum kecil sambil memahami pesan lagu itu, mengingatkanku padamu beserta kenangan indah itu. Pikiranku melayang memikirkan kejadian lalu yang membuatku sesekali geram mengingatnya, harusnya tidak seperti ini harusnya seperti itu, coba saja dulu kita seperti itu pasti sekarang tidak akan seperti ini. Begitu terus aku menyesali masa lalu itu.

Harusnya ku beranikan diri untuk menatapmu dan berkata bahwa aku mencintaimu beserta hal-hal sederhana yang membuatnya terlalu istimewa untuk dilupakan, tidakkah kamu merindukan masa-masa indah yang terlalu sulit untuk dilupakan itu.

Merasa biasa saja dengan hal-hal kecil yang dulu sering kita kerjakan? Menganggapnya terlalu biasa hingga terlalu mudah melupakannya? Tidakkah kamu merasakan getaran yang sama seperti dulu? 

Karna aku merindukan semua hal tentangmu yang semenyenangkan dulu.

When I look into your eyes

I can see a love restrained

But darlin' when I hold you

Don't you know I feel the same

'Cause nothin' lasts forever

And we both know hearts can change

And it's hard to hold a candle

In the cold November rain





So if you want to love me

then darlin' don't refrain

Or I'll just end up walkin'

In the cold November rain

Do you need some time...on your own

Do you need some time...all alone

Everybody needs some time...

Surat untuk Ayah..

Dia tak lagi terlihat muda namun semangat jiwanya masih membara, tak bisa dipungkiri terdapat beberapa keriput disekitar mata.
Rahangnya masih terlihat tegas, bibirnya menghitam karna menghisap rokok selama bertahun-tahun, lesung pipi saat tersenyum itu yang membuatku bahagia melihatnya.

Dia memang tidak memiliki pekerjaan yang bagus, namun semangat juangnya membuatku lirih mengingatnya.
Setiap keringat mengalir hanya demi beberapa rupiah.
Tak banyak namun cukup.

Dia pria yang humoris, beberapa kali kami bercanda bahkan hanya aku yang menggunakan kata Lo-Gue.
Maaf ayah bukannya aku tidak sopan, namun kau layaknya Seorang Sahabat tempatku bercerita tentang kejadian yang kujalani, Kau seorang Ibu tempatku berkeluh kesah tentang apa yang paling kubenci, kusesali dan kusenangi
Dan kau memang seorang Ayah..

Aku memang memiliki seorang ibu dulu saat masih balita mungkin saat itu saat-saat yang harusnya diberi kasih sayang oleh kedua orangtua.
Namun aku, tidak memiliki seorang ibu.
Dia meninggal, dan kau yang menggendongku mengajariku dan mendidikku dengan baik meski kadang aku tidak mendengarkan omonganmu.

Kau pria yang kuat ayah..
Penuh syukur dengan rasa bangga aku memiliki ayah sepertimu, 14,5 tahun kau jaga aku memberi semua kasih sayang yang harusnya diberikan oleh seorang ibu.
Kau jalani hidupmu sendiri membesarkan merawat mendidikku.
Memberi tawa saat aku penat, memarahiku saat aku salah.

Aku bukan anak yang tidak tau diri seperti yang kalian pikirkan, saat kalian yang masih memiliki kedua orangtua yang utuh pasti akan lebih menyayangi ibu.
Namun aku lebih menyayangi ayah, aku bahkan tak pernah ingat seperti apa wajah ibuku namun orang-orang bilang.
Saat menatapku mereka seperti melihat Ibu, dan aku hanya takut ayah terluka karna menatapku, mengingatkannya pada seorang wanita yang dia cintai.

Aku memang tak pandai saat berbicara dihadapanmu bahkan terlalu gengsi untuk menyebut kata "Aku sayang kamu" tapi setiap diatas sajadah tempatku berdoa selalu menyebut namamu menghujanimu dengan doa-doa yang membahagiakan.

Mungkin aku terlihat terlalu cuek dan tidak pernah serius dihadapanmu, namun aku menangis menulis kata demi kata dalam sebuah kalimat.
Dan aku lebih menangis saat memikirkan kata Ayah.

Selamat ulang tahun ayah..
Kau tak lagi muda, usiamu juga mungkin sudah cukup atau bahkan tua.
Namun ku doakan selalu umur panjang rezeki yang cukup dan jiwa muda yang selalu ada didalam dirimu sekarang.

Saat aku sukses nanti, akan kuberikan apapun itu tanpa kau minta.
Doakan aku anakmu agar sukses kelak dan mampu memenuhi itu.

Amin yarabb..

How special you are

Senja bagai perpaduan gelap dan terang seperti kamu yang membuat hidupku terlihat lebih terang dan gelap sesaat.
Kamu tau bagaimana menciptakan kesenangan..
Tau bagaimana menciptakan kesedihan..
Membuat luka yang terlalu dalam.
Tapi lupa cara mengobati..
Bahkan mengajarkan untuk pergi.

Kamu tau harapan dan cinta layaknya pensil bersama penghapus.
Satu paket dengan kombinasi yang akurat, tidak bisa ditambah dengan pulpen. 
Seperti sebuah Harapan yang datang bersama Cinta yang berbalut Kekecewaan.




Seperti magnet yang menempel terus, aku seperti terhipnotis dengan semua kata dan tindakan yang kamu lakukan.
Kamu membuatku menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Sebuah perubahan..

Kamu seperti tau jalan mana yang akan aku ambil, atau mungkin aku yang terlalu membuntutimu dengan terus mengambil jalan yang sama tanpa tau langkah itu berujung apa.
Sebuah Jurang kesengsaraan atau Jembatan menuju kebahagiaan.

Layaknya anak kecil yang di iming-imingi sebuah permen, kamu selalu membuat janji hingga lupa cara mewujudkannya sedangkan aku seperti renternir yang terus menagih janji.

Bosan...
Seperti membaca ulang sebuah cerita yang bahkan sudah kamu ketahui endingnya.
Perasaanku kah atau memang seperti itu?

Dan yang kita rasakan kebahagian yang terlalu berlebih tanpa sadar itu berubah cinta hingga ingat ternyata itu luka.
Berulang kali terus begitu hingga membuatmu pergi sedangkan aku masih belum sadar.

Apa yang membuatmu tinggal dan pergi..

Dream..


Gadis itu menatapnya lagi, sekumpulan bintang yang terlihat bersinar dari balkon rumahnya.
Dia tertawa kecil sambil mengingat suatu kejadian, entah itu mimpi atau nyata adanya. Terasa nyata namun terlihat seperti sebuah mimpi, bahkan gadis itu terlihat bingung saat memikirkannya.

Ini nyata atau hanya sekedar bunga tidur yang panjang?


Gadis itu memainkan ponselnya melihat-lihat galery dan benar saja itu nyata, satu moment yang tak akan pernah terlupakan saat gadis itu sengaja memotret wajah laki-laki itu. Tidak terlihat buruk memang tapi entah kenapa setiap gadis itu melihatnya matanya menyipit dan bibirnya tersenyum kecil.

Gadis itu memang senang bermimpi namun entah kenapa ini nyata tapi seperti mimpi.
Satu kenyataan yang menyakitkan tapi seperti mimpi yang membahagiakan.

Jika benar ini hanya sebuah mimpi kenapa terasa begitu nyata.
Jika itu mimpi saat mata ini terlelap tolong biarkan gadis itu tertidur dengan indahnya agar dia tau bagaimana akhir yang bahagia, jika itu nyata adanya kenapa terasa menyakitkan sekali.

Bila saja kebahagian ini hadir hanya dalam sebuah mimpi, biarkan saja gadis itu terlelap bahagia dan tersenyum manis diatas ranjang tidurnya dari pada harus tersiksa kenyataan yang menyedihkan.

Mimpi yang membahagiakan dengan mata tertutup tapi selalu terbangun dengan sendirinya dan tak pernah tau akhir seperti apa yang akan datang nanti, namun mimpi yang menyakitkan dengan mata terbuka ini kusebut dengan "Kenyataan".

Bersamamu hadir mimpi yang menyenangkan namun juga hadir sebuah luka saat menyadari ini nyata atau ilusi.

Kebahagiaan yang sederhana


Gadis kecil itu rindu dekapan hangat sang ibu, mengingat ingat kejadian 4 tahun silam saat jemari tangannya masih digenggam.

Gadis kecil itu kini menangis meminta ciuman kasih sayang yang dulu selalu diberikan oleh sang ibu.

Gadis kecil itu rindu tawa sang ibu yang begitu menyenangkan saat dilihat, rindu pula dengan air mata yang dulu selalu merintih depan gadis kecil ini.

Gadis kecil ini rindu saat mereka tertawa berbincang kejadian lucu hingga perbincangan serius yang membuat mimik wajah mereka berubah drastis.

Dan kini tuhan biarkan kebahagian yang sempurna itu sirna dalam kejadian yang mungkin bisa dibilang masuk diakal namun juga memalukan saat diketahui banyak orang, gadis itu menatap sebuah foto yang bahkan terlalu jelas, namun gadis itu seperti lupa sosok wajah sang ibu yang dulu menemani hari-harinya.



Satu kebahagian yang tuhan balas dengan perpisahan, bahkan tak ada kata atau sebuah salam yang mengakhirinya.
Jika saja gadis itu tau satu kata yang keluar dari mulut dari sang ibu kini berdampak sangat menyakitkan untuknya sekarang.

“Kamu masih tetap anak ibu meski kini semua sudah berakhir” jawabnya lirih menahan air mata yang kini terjun bebas mengarungi lembutnya pipi sang ibu.
Gadis kecil itu masih tetap diam tak tau apa yang harus ia lakukan, jika menangis malah akan membuat sang ibu bertambah susah untuk melepaskannya.
Benar saja sang ibu kini melepaskan gadis kecilnya kini tanpa kabar tanpa satu kebahagian yang dulu biasa mereka lewati bersama.

Kini janjinya saat mengatakan bahwa gadis kecil itu masih tetap anaknya kini hilang sudah, sang ibu pergi menghilang layaknya angin yang pergi menuju lautan dan berkumpul menjadi satu pusaran ombak.




Meski gadis kecil itu bukan anak kandung sang ibu tapi rasa sayang yang dia berikan melebihi kasih sayang seorang ibu kandungnya, bahkan gadis itu tak pernah tau sosok seperti apa ibu kandungnya, kasih sayang yang bagaimana yang dulu ibunya berikan.

Kini yang ia ingat hanya kasih sayang seorang ibu yang bahkan sudah dia anggap seperti ibu kandungnya.
Ibu kandungnya pergi meninggalkan dunia yang dulu menemaninya menjaga buah hati yang berada didalam perutnya, pergi sesudah gadis kecil ini menyapa dunia dengan tangisan kecilnya itu,
Sementara ibu yang dianggap seperti ibu kandungya kini entah kemana meninggalkannya dengan  sejuta pertanyaan yang selalu menggantung dipikiran sang gadis kecil.

Dan gadis kecil ini merindukanmu sosok wanita cantik bagai peri seperti satu dongeng yang selalu ibu ceritakan sebelum gadis itu terlelap.

Rindu yang penuh penyesalan


Seperti ada yang menggelitik didalam hati, ingin rasanya menyelesaikan rasa rindu yang mengelitik ini.

Gadis itu tengah duduk ditaman kota terlintas kejadian yang dulu pernah terjadi diantara gadis itu bersama seorang pemuda, sepertinya setiap sudut kota tak luput dari kenangan indah mereka.

Seperti terdengar suara sang pemuda yang memantul diotaknya, mengingat-ingat perbincangan hangat yang menggambarkan sebuah senyum manis.
Teringat kembali kejadian indah ditaman kota ini yang membuat detak jantung sang gadis berdetak begitu kencang hingga mengutuk detak jantungnya sendiri agar tidak berdetak terlalu kencang dihadapan sang pemuda karna ia takut suaranya akan terdengar oleh sang pemuda.



Terlihat air mata meluncur terjun dengan bebasnya dari kelopak mata sang gadis, dan benar gadis itu menangis tersedu-sedu mengeluarkan semua beban yang ada, melepaskan penat dalam menahan rindu yang tak kunjung sembuh ini, menyesali setiap kesempatan yang dulu pernah hadir dalam setiap kenangan bersama pemuda itu.

Menyesali semua yang telah terjadi, menangisi hal yang bahkan tak akan pernah kembali seperti semula.
Gadis itu mengutuk dirinya dan berkata “Harusnya ga kaya gini”  teriaknya dalam hati yang kini malah terdengar alunan-alunan sendu penuh penyesalan.

Harusnya dia berani dalam mengucap satu kata yang mungkin bisa mengubah hidup sang gadis, entah menjadikannya lebih baik atau lebih buruk lagi.

Gadis itu membuka ponselnya mencoba untuk mengirim sebuah pesan untuk nomor yang kini tak asing lagi baginya.
“Aku cinta kamu” dalam hitungan detik saja satu tombol  itu bisa langsung masuk keponsel sang pemuda namun kenyataannya..

Aku cinta kamu” kini berganti menjadi “Hai apa kabar”.

Bodoh, gadis itu kini semakin menjadi-jadi mengutuk dirinya yang terlalu takut menyatakan perasaannya meski dari sebuah pesan tanpa harus bertatap wajah.

Terluka gadis itu meratapi dalam diam semua kebodohan dan ketakutannya dalam menahan semua perasaannya.

Hanya sesal yang kini menghibur segala kesedihannya bersama dengan air mata yang menemaninya kini ikut menambah penyesalan terbesarnya.

Dan dia bersenandung mencoba mengobati semua penyesalannya dengan kata indah yang menyayat hati jika terdengar.




“Kamu adalah harapan dalam setiap cobaan,”

“Kamu adalah oasis ditengah padang sahara,

“Kamu adalah keindahan layaknya aurora borelis yang terpancar diketinggian atmosfer,

“Kamu adalah bayangan dalam kegelapan,”

“Kamu adalah matahari dan bintang yang bersinar terlalu terang,”

“Kamu adalah satu hal yang ingin dimiliki oleh setiap orang,”

“Kamu adalah hadiah terbesar pemberian tuhan,”

“Dan kamu adalah semua kenangan manis nan menyedihkan yang hadir disetiap kejadian berharga dalam hidupku”

Dia


Hanya dengan mendengar namanya saja sudah membuat pipi ini memerah seperti apel,
Memikirkannya membuat jantung ini berdetak begitu kencang,
bahkan saat memandangnya membuatku begitu mencintainya..
Berada didekatnya membuatku tidak bisa berpikir dengan jelas.

Sangat gugup,
   Ketika didekatnya...

Aku tau sikapnya yang dingin, cara bicara yang menyakitiku namun aku tak pernah bisa membencinya.
Tidak merasa sedih saat sikap dinginnya menyerangku, juga tidak sakit saat dia berbicara kasar padaku,
pernah aku mencoba untuk membencinya karna kata-kata yang sangat tajam keluar dari mulutnya, tapi entahlah aku tidak pernah bisa..

Tak pernah sedikitpun rasa benci ini menyerang...
Beberapa kali terluka karnanya,
   namun aku masih tetap memikirkannya..
Bahkan aroma tubuhnya seakan punya tempat tersendiri, bayang-bayang wajahnya selalu menghantui pikiranku...

                    Maaf..
Harusnya kubuang jauh-jauh perasaan ini,
dari awal mencoba menunggu mengharapkan keajaiban waktu yang akan membantu.
Namun sepertinya harus kupendam dalam-dalam perasaan ini...



Aku suka saat dia menatapku,
mungkin tidak pernah lama, namun entahlah aku merasa berbeda dengan sikapnya itu..
Namun yang lebih kusuka yaitu ketika dia tersenyum.

 Sangat manis melebihi madu
   terlihat lembut melebihi kapas..

Dia memang jarang tersenyum dihadapan oranglain, tapi aku suka dia hanya tersenyum bersamaku..
karna senyumnya begitu merindukan..


Sebilah pisau yang menyayat hati...


Aku tau hatimu keras, namun sepertinya kerasnya hatimu melebihi sebongkah batu.
Aku tau dirimu dingin, dan kamu membeku layaknya Es.
Keras dan Dingin…
Ucapanmu sangat tajam…


Bagai ujung pedang yang ter-asah dan saat tertusuk pasti akan terluka dan berdarah..
Bibirmu bagai alat pelacak,
yang tau kapan harus berbicara dan menyakiti perasaan seseorang.

Aku terluka…

Tidak berdarah memang, namun perihnya hati ini terasa menyakitkan..
Kamu selalu bisa membuat pipi ini setengah mengering karna air mata.
Membuat yang lemah menjadi sok tegar.

Aku terluka…

Karna terlalu tinggi menaruh harap pada angan,
hingga saat angin datang..  Dia meniupnya terlalu jauh ...
Membuatku berlari mengejarnya dan menangis teredu-sedu..

Apa kamu tau? Rasanya menahan air mata yang ingin keluar?
Seakan matamu terbakar karna menahan air yang bercampur dengan luapan emosi,
bahkan saat suara tangismu disertai dengan teriakan, kamu harus mulai meredamnya dengan sesuatu seperti bantal.
Agar suaranya tidak mengganggu dan tentunya agar dia sendiri tidak mendengar isak tangismu..

Aku bodoh..

Karna berpikir ini semua hanya butuh waktu,
namun sepertinya waktu tak mau berbagi denganku.. Dan membiarkannya menghabisi sisa waktu yang ada.

Aku Terluka…

Saat harus berpura-pura baik-baik saja dihadapanmu lalu menangis sejadi-jadinya saat jauh darimu..

Sangat bodoh memang...

Kupertahankan yang memang seharusnya sedari dulu dilepas..
Kupaksakan hati yang memang seharusnya dibiarkan bebas..
Kubiarkan kenangan ini menari-nari diotakku, dan berpikir bahwa kenangan ini sangatlah manis.. Tanpa sadar bahwa ini luka..

Kubiarkan sebuah cerita yang bahkan sudah kuketahui endingnya..

Tidak ada akhir yang bahagia..
yang terasa hanya perih, terluka dan airmata…

Punggung yang kesepian

Wanita itu menatapnya lagi...
Punggung seorang pria yang kesepian itu..

Punggung yang seakan menaruh beban paling ringan, namun wanita itu tau kehidupan yang menyelimutinya.
Dalam diam wanita itu menatap, seolah bibirnya membisu ketika menatapnya.

Senja berganti malam..
Terang kini menjadi gelap..
Sang pria kini telah meninggalkan wanita itu dalam keheningan malam..
Tentang pembicaraan yang tidak jelas itu namun menyisakan cerita yang amat manis.

Tentang kegiatan yang amat dirindukan oleh sang wanita,
Agenda mingguan yang dulu sering mereka lakukan, kini hanya tinggal serpihan kisah yang menyayat hati..

Air terlihat turun dari awan hitam yang kini menyelimuti langit.. Hingga menjadi derasnya hujan yang terjatuh dipipi sang wanita, menutupi samarnya air mata yang menghiasi pipinya..

Sementara sang pria berjalan membelakangi sang wanita,
Pikirannya seakan tertuju pada sang wanita, caranya ketika menatap sang pria, senyum yang terlihat sangat bahagia atau cara wanita itu memanggil nama sang pria.
Sang pria masih menyelami pikirannya.

Dan wanita itu terlihat sedih, meski raut wajahnya mengatakan baik-baik saja, namun hatinya menangisi kepergian sang pria...

Perasaan yang begitu menenangkan hati kini berubah menjadi perasaan yang teramat sesak saat mengingatnya,
Wanita itu tidak memilih meninggalkan sang pria namun pria itu pergi menyelami dunia yang amat luas.

Sementara sang wanita hanya menatap punggung yang kini samar terlihat...
Punggung yang kesepian itu kini benar-benar telah hilang.

Keheningan yang membunuh waktu..

Wanita itu masih menatap sebuah gerbang dan kupingnya seakan mendengarkan setiap kendaraan yang lewat.
Wanita itu masih menunggu dengan cemas sambil berharap apa pria itu akan datang atau tidak.


Waktu masih terus berjalan terdengar suara detak jarum jam,
Sedetik berlalu berubah menjadi beberapa menit namun seakan telah berganti beberapa jam.
Wanita itu masih menunggu dengan cemas.
Apa pria itu, pria yang kini sedang ditunggunya, pria yang menyimpan banyak pertanyaan itu.

Sesekali wanita itu memandang handphonenya berharap sebuah pesan singkat masuk yang berisikan "Tunggu Diluar" namun nyatanya tak ada pesan masuk.
Waktu yang telah di janjikan pun sudah terlampau jauh, beberapa kali mencoba menelpon namun tak ada jawaban darinya.

Setiap suara kendaraan yang lewat selalu di perhatikannya, berharap kendaraan pria itu datang.
Sesekali menatap jam dan memainkan handphonenya mengirim pesan singkat untuk pria itu, berharap sebuah jawaban terbalas namun kenyataannya keheningan yang memakan waktu.

Wanita itu masih terus menunggu sang pria..
tanpa kabar..
tanpa sebuah kepastian..
namun masih berbalut janji.

Wanita itu hanya berharap bahwa pria itu akan datang dengan janji yang telah mereka sepakati.

Terus menunggu dengan harapan sebuah pesan singkat yang biasanya mengawali kehadirannya..

Satu jam sudah keheningan membunuh waktu..
Memberi harap terlalu banyak..
Serta menumbuhkan rasa kecewa..
Wanita itu masih menunggunya,
Pria itu..

Wanita itu hanya duduk di spot favoritnya sambil menanti pria itu datang, namun pria yang kini di tunggu sang wanita tak kunjung hadir.
Wanita itu sepertinya sudah tahu pria yang di nantikannya tak akan hadir namun wanita itu masih tetap menunggunya..

Dan yang pasti akan keluar dari mulut sang pria itu "Buang-buang waktu aja nungguin"..

Sebuah senyum mengembang dari bibir sang wanita, dia tahu bahwa..

Pria itu... tak kunjung datang...

Dan wanita itu masih menunggunya...

Aku mencintaimu. Selalu.. Dan mereka tak perlu tahu.

Jika perasaan ini ku sebut hanya rasa suka mungkin ada benarnya.
Namun jika rasa suka ini berubah menjadi perasaan sayang yang teramat dalam, bagaimana?
Aku takut tak bisa terlepas darimu.

Aku mencintaimu. Selalu..
Dan mereka tak perlu tahu. - Hujan Punya Cerita Tentang Kita-

Bagai kata diatas kalimat itu terlihat indah dan terdengar tulus.





Aku mencintaimu bagai bunga mawar yang ditumbuhi duri, mencintaimu bagai lebah yang menghisap sari bunga, memang terlihat menakutkan dan menyakitkan namun jika dilihat dari sisi lain aku menjaga serta membantu meski tidak terlalu kamu perhatikan. Apa kamu tahu rasanya melihat seseorang yang merasa seolah-olah dia yang sering hadir dalam hidupmu dan memintamu menemaninya.

  
 
Perasaan ini seperti ditumbuhi oleh duri, menyakitkan dan terasa perih jika terus dibiarkan namun akan semakin terasa sakitnya  bila terus dibiarkan, terasa seperti semakin duri ini menusuk tepat didalam hati yang ditumbuhi cinta olehmu.

Bersama kenangan yang ku ingat selalu seperti kepingan memori yang bahkan hampir kamu lupakan, sebuah senyum yang teramat manis saat dikenang.
Melihatmu seperti berada di sebuah ladang bunga yang amat indah,
Melihatmu sepert menaiki puncak gunung yang begitu rumit,
Melihatmu seperti merasakan semua musim yang ada didunia ini.

Aku tahu kamu bisa melihat dengan jelas bahwa aku menyukaimu, perasaan yang selalu ku coba untuk disembunyikan.
Namun semakin membuatnya bersembunyi justru malah semakin ingin memperjuangkan perasaan ini.
Aku tahu banyak wanita yang kini tengah mengantri untuk singgah dikursi kosong yang kamu sediakan dihatimu kini, tapi setidaknya biarkan aku mengisinya walau hanya sebentar dan coba rasakan getaran yang kumiliki ini.
Beberapa kali mencoba menarik perhatianmu dengan hal konyol ini, namun semakin melakukan hal konyol bukannya menarik perhatianmu malah aku seperti orang bodoh.
Yang mereka ketahui hanyalah aku wanita gila yang selalu terlihat ceria, namun ku lakukan hal itu hanya untuk sekedar menarik perhatianmu itu.
 

Mereka bilang aku wanita yang selalu terlihat ceria dihadapan mereka, namun jika mereka melihatku kala malam tiba dibawah sinar rembulan aku merasa kesepian dan kerap kali menangisimu.


Apa kamu ingat pembicaraan kemarin? tentang perasaan itu.
Kamu selalu berhasil membuatku menangis tepat saat membelakangimu dan saat memandangmu yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu.
Kenapa kamu terlalu mahir dalam membuat kenangan yang begitu indah? atau hanya aku saja yang merasa itu terlalu istimewa.

Dan yang lebih menyakitkan lagi kenapa kamu selalu berbeda setelah kita bertemu dan membuat sejarah yang indah.
Wanita yang kamu buat menangis itu tidak hanya mencintaimu namun dia menunggumu, mungkin tidak selama yang kamu kira namun 2 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk terus menunggu.
Beberapa kali mencoba menjalin hubungan dengan pria lain namun hati ini seperti punya tempat tersendiri untuk namamu, dan kini wanita yang selalu mencoba hadir dalam setiap memori kehidupanmu hanya bisa mengawasi dalam diam, tersenyum saat melihatmu tertawa dan untukmu selalu berbahagialah bersama pilihan hidup yang dulu selalu ceritakan.